Responsive image

Minta yang Berani, Jokowi Tak Mau Ada Menteri yang 'Selow'

CNBC Indonesia | Feature | Monday, 15 July 2019

Presiden terpilih 5 tahun ke depan menginginkan seorang Menteri yang lebih berani dalam mengeksekusi sebuah kebijakan penting dalam menghadapi tantangan ekonomi global maupun domestik. Hal tersebut ditekankan Jokowi saat membeberkan visi pembangunan Indonesia 2019 - 2024 di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/7/2019)."[...] Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan akan saya pangkas dan saya copot pejabatnya. Oleh sebab itu, butuh menteri yang berani. Yang berani," tegas Jokowi.

Keinginan Jokowi menginginkan seorang menteri yang berani memang bukan hal baru. Apalagi, kepala negara menginginkan kinerja pemerintah tak lagi linear, melainkan mampu memberikan terobosan konkret. Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai, tataran eksekusi selama ini menjadi salah satu faktor yang menjadi kendala di pemerintahan. Kebijakan sudah cukup baik, namun kerap terhambat di-eksekusi.

"Selama ini kita selalu terkendala di tataran eksekusi. Banyak yang mampu berwacana, tapi tidak banyak yang mampu mengeksekusi," kata Piter saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Senin (15/7/2019).Menurut Piter, dalam 5 tahun ke depan pemerintahan Jokowi sudah menegaskan akan meninggalkan pola lama dan memunculkan inovasi serta terobosan baru dalam menghadapi tantangan. "Untuk mewujudkan itu semua, tidak cukup seorang Jokowi. Dia membutuhkan para menteri yang tidak hanya memahami visi Jokowi, tapi juga punya keberanian untuk mengeksekusi," jelasnya.

Sumber: CNBC Indonesia